Halaman
ii
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI
Program IPA-IPS
Penyusun
: Indrawati
Editor Ahli
: Andoyo Sastromiharjo
Editor
: Paskalina Oktavianawati
Desain Cover
: Awin
Setting & Layout : Awin
Ukuran
: 21 x 29,7 cm
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional
Dilindungi Undang-undang
Hak Cipta Buku ini Dibeli Departemen Pendidikan Nasional dari
Penerbit PT. Perca
Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2009
Diperbanyak oleh ....
410.7
IND
INDRAWATI
b
Bahasa dan Sastra Indonesia 2 : Untuk SMA/MA Program IPA-IPS Kelas XI /
penulis, Indrawati ; editor, Andoyo Sastromiharjo, Paskalina Oktavianawati
. -- Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
vii, 148 hlm. : ilus. ; 25 cm.
Bibliografi : hlm. 145-146
Indeks
ISBN 979-978-068-892-6 (no.ji
lid
lengkap)
ISBN 979-978-068-896-4
1. Bahasa Indonesia-Studi dan Pengajaran I. Judul
II. Andoyo Sastromiharjo III. Paskalina Oktavianawati
iii
Kata Sambutan
Kata Sambutan
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, Pemerintah, dalam
hal ini, Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2009, telah membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari
penulis/penerbit untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui situs internet (
website
) Jaringan Pendidikan
Nasional.
Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan telah ditetapkan
sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran
melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 81 Tahun 2008 tanggal 11 Desember 2008.
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penulis/penerbit yang telah
berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara
luas oleh para siswa dan guru di seluruh Indonesia.
Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen Pendidikan Nasional
ini, dapat diunduh (
download
), digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun,
untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan
oleh Pemerintah. Diharapkan bahwa buku teks pelajaran ini akan lebih mudah diakses sehingga siswa dan guru
di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di
luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajar
ini.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para siswa kami ucapkan selamat
belajar dan manfaatkanlah buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan
mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.
Jakarta, Juni 2009
Kepala Pusat Perbukuan
iv
Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat-Nya sehingga
buku Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA-IPS dapat selesai dengan baik.
Kami berharap buku ini mampu memberikan jawaban atas keinginan dunia pendidikan akan kehadiran buku
berkualitas.
Buku ini bertujuan mengarahkan peserta untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa
Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil
karya kesastraan manusia Indonesia. Berdasarkan tujuan umum tersebut, dalam buku ini penulis berharap,
setelah mempelajari buku ini peserta didik mampu:
1. berkomunikasi secara efektif dan e
fi
sien sesuai dengan aturan berbahasa yang berlaku, baik secara lisan
maupun tulis.
2. menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.
3. memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.
4. menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional,
dan sosial.
5. menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti,
meningkatkan pengetahuan, dan kemampuan berbahasa.
6. menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia
Indonesia.
Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan ini diramu menjadi satu tema yang diulas menarik
dalam tiap bab. Buku ini terbagi menjadi 10 bab dengan pembagian bab 1 – 5 untuk semester 1 dan bab
6 – 10 untuk semester 2. Buku ini juga dilengkapi dengan tujuan pembelajaran, rangkuman, re
fl
eksi, dan
evaluasi akhir bab. Selain itu, pada akhir buku juga disertakan glosarium dan indeks buku untuk memudahkan
peserta didik memahami isi buku.
Tanpa adanya kerja sama yang solid antara penerbit dan penulis, tentunya buku ini tak bisa selesai tepat
pada waktunya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih terhadap penerbit yang di dalamnya
terdapat editor dan tim kreatif atas kerja sama dan jerih payahnya sehingga buku ini menjadi layak digu-
nakan sebagai media belajar bahasa Indonesia di sekolah.
Namun demikian, “Tak ada gading yang tak retak.” Tentunya, penulis juga jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis akan merasa berbangga jika mendapat tanggapan dari pembaca, baik berupa kritik maupun
saran yang akan membangun buku ini menjadi lebih baik.
Kata Pengantar
Kata Pengantar
April 2008
Penulis
i
i
i
i
ii
i
v
Kata Sambutan ..................................................................................................................................... iii
Kata Pengantar ................................................................................................................
...................... iv
Daftar Isi
.......................................................................................................................................... v
BAB 1
Kesastraan
A. Menemukan Pokok-pokok Isi Sambutan/Khotbah ........................................................................ 1
B. Menjelaskan
Isi Artikel ...................................................................................................
.............. 4
C. Menemukan Unsur-unsur Hikayat .............................................................................................
.... 6
D. Menulis Proposal ........................................................................................................................... 8
Evaluasi Akhir Bab 1 .......................................................................................................................... 13
BAB 2
Kemasyarakatan
A. Menyimpulkan Pokok-pokok Wawancara ..................................................................................... 15
B. Menjelaskan
Hasil Wawancara ................................................................................................
...... 17
C. Menganalisis Unsur-unsur Novel Indonesia/Terjemahan .............................................................. 21
D. Menulis Surat Dagang dan Surat Kuasa .......................................................................................
. 24
Evaluasi Akhir Bab
2 .......................................................................................................................... 37
BAB 3
Pertunjukan
A. Mengidenti
fi
kasi Unsur
-unsur Pementasan Drama ....................................................................... 39
B. Memerankan Tokoh Drama .....................................................................................................
...... 42
C. Menemukan Perbedaan Paragraf Deduktif dan Induktif ............................................................... 45
Evaluasi Akhir Bab
3 .......................................................................................................................... 50
BAB 4
Peristiwa
A. Menganalisis Pementasan Drama ..............................................................................................
....
51
B. Membaca Berita ............................................................................................................................ 57
C. Melengkapi Karya Tulis dengan Daftar Pustaka dan Catatan Kaki .............................................. 59
Evaluasi Akhir Bab
4 .......................................................................................................................... 67
Daftar Isi
Daftar Isi
vi
BAB 5
Perjuangan
A. Bermain Drama ..............................................................................................................
................
71
B. Mengungkapkan Prinsip-prinsip Penulisan Resensi ...................................................................... 76
C. Menulis Resensi Novel ......................................................................................................
............ 78
Evaluasi Akhir Bab
5 .......................................................................................................................... 81
BAB 6
Pengalaman
A. Merangkum Isi Pembicaraan dalam Suatu Diskusi atau Seminar ................................................. 83
B. Membaca
Cepat ............................................................................................................................. 85
C. Menulis Naskah Drama .......................................................................................................
.......... 88
D. Mementaskan Drama ..........................................................................................................
........... 88
Evaluasi Akhir Bab
6 .......................................................................................................................... 90
BAB 7
Lingkungan
A. Mengomentari Pendapat Seseorang dalam Diskusi ....................................................................... 91
B.
Membedakan Fakta dan Opini .................................................................................................
...... 95
C. Merangkum Buku Ilmu Pengetahuan Populer ............................................................................... 96
Evaluasi Akhir Bab
7 .......................................................................................................................... 98
BAB 8
Kegiatan
A. Mengidenti
fi
kasi Komponen Kesastraan dalam
Teks Drama ........................................................ 101
B. Mengomentari Tanggapan Orang Lain ..........................................................................................
104
C. Menyampaikan Intisari Biogra
fi
.................................................................................................... 108
D. Menulis Notulen Rapat ......................................................................................................
............ 110
Evaluasi Akhir Bab
8 .......................................................................................................................... 114
BAB 9
Apresiasi
A. Membaca Cerpen ...........................................................................................................................
117
B. Mementaskan Drama .........................................................................................................
............ 122
C. Menulis Karya Ilmiah .......................................................................................................
............. 124
Evaluasi Akhir Bab
9 .......................................................................................................................... 127
Daftar Isi
i
i
i
i
ii
i
vii
BAB 10
Kreativitas
A. Membaca Cerita Pendek ......................................................................................................
..........
131
B. Membandingkan Penggalan Hikayat dengan Penggalan Novel ................................................... 134
C. Menulis Drama Berdasarkan Pengalaman ..................................................................................... 140
Evaluasi Akhir Bab
10 ........................................................................................................................ 142
Daftar Pustaka .................................................................................................................................... 145
Glosarium .. ......................................................................................................................................... 147
Indeks......... .......................................................................................................................................... 148
Daftar Isi
viii
Pada upacara bendera yang dilaksanakan setiap hari Senin pagi, Anda tentu sering
mendengarkan sambutan kepala sekolah atau yang mewakilinya. Sambutan dapat
diartikan juga sebagai pidato. Isi sambutan atau pidato dapat berupa nasihat,
informasi seputar kegiatan sekolah, perkembangan sekolah, masalah kedisiplinan,
peraturan dan tata tertib sekolah, dan lain-lain.
Nah, pada pelajaran ini Anda akan belajar menanggapi/mengomentari isi pidato.
Pada pembelajaran ini yang ditanggapi hanyalah isi pidatonya. Jadi menyangkut
naskah pidatonya saja. Secara lengkapnya komentar atau saran dalam perbaikan
isi pidato, adalah menyangkut aspek-aspek berikut;
1. materi pidato/ceramah/khotbah (menarik-tidaknya, kebermanfaatan materi,
dan lain-lain);
2. penguasaan materi (dapat dilihat dari pemaparan materi, yakni kejelasan dan
kelengkapan isinya);
3. daya tarik kalimat pembuka;
4. daya tarik kalimat penutup;
5. komunikasi dengan pendengar (kata-kata/kalimatnya komunikatif atau
tidak).
1
B
A
B
KESASTRAAN
A. Menemukan Pokok-pokok Isi Sambutan/Khotbah
Tujuan Pembelajaran
Pada subbab ini, Anda akan
menemukan pokok-pokok
isi sambutan/khotbah
yang didengar. Setelah
mempelajari subbab
ini, Anda diharap dapat
(1) mencatat pokok-
pokok isi sambutan
yang didengarkan, (2)
menuliskan pokok-pokok
isi sambutan ke dalam
beberapa kalimat, dan (3)
menyampaikan (secara
lisan) ringkasan sambutan.
hbis.
fi
les.wordpress.com
Gambar: Upacara bendera.
2
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA-IPS
Sekarang dengarkanlah pidato yang akan disampaikan guru Anda berikut
ini!
sdnpinangranti04.tripod.com
Gambar: Berpidato.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Pada kesempatan yang baik ini, izinkan saya
untuk mengutarakan beberapa pokok pikiran yang
bersangkutan dengan pengajaran sastra (Indonesia).
Tidak untuk menyampaikan gagasan-gagasan baru.
Saya hanya ingin mengemukakan beberapa catatan
teoretis yang diperkirakan perlu dipertimbangkan
dalam upaya meningkatkan kualitas pengajaran
sastra.
Kekhawatiran para ahli tentang mutu pengajaran
sastra di sekolah-sekolah rupanya telah muncul
sejak lama, dikemukakan dalam diskusi-diskusi atau
seminar. Tetapi, sampai lama kemudian usaha-usaha
untuk mengatasinya tampaknya belum memuaskan
benar. Kongres Bahasa Indonesia IV yang diadakan
pada tahun 1983 (di Jakarta) antara lain mencatat
kesimpulan yang menyatakan bahwa “pengajaran
sastra di sekolah sebagai bagian yang tak terpisahkan
dari pengajaran bahasa belum mencapai tujuan
yang sesuai dengan fungsinya sebagai pengembang
wawasan nilai kehidupan dan kebudayaan”. Di
samping kesimpulan itu. Kongres juga mencantumkan
saran yang sangat berharga, yaitu agar pengajaran
sastra di sekolah-sekolah bertumpu pada tiga segi,
yaitu karya sastra, teori sastra, dan teori pendidikan.
Saran agar bertumpu pada karya sastra-pada waktu
itu-diutarakan dengan tujuan untuk memperbaiki
pembelajaran sastra yang cenderung hanya mengarah
pada aspek pengetahuan.
Dalam Pertemuan Ilmiah Nasional IV HISKI
(Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia) di
Lembang (Bandung, 1991), perbincangan mengenai
upaya meningkatkan kualitas pengajaran sastra
mendapat perhatian besar dari para peserta. Untuk
tujuan itu, beberapa orang ahli mengemukakan
pendapatnya agar mengarang karya sastra
dimasukkan ke dalam kurikulum. Sungguh sebuah
keinginan yang baik, tetapi dalam pelaksanaannya
diperkirakan akan menimbulkan banyak risiko.
Akhir-akhir ini, perhatian pemerintah (Departemen
Perdidikan Nasional) tampaknya cukup besar.
Pengajaran sastra dalam Kurikulum 2004 telah
dirumuskan dalam kompetensi-kompetensi yang
jelas sehingga tak mungkin lagi “kehabisan” jam
oleh pengajaran bahasa. Pengajaran bahasa dan
sastra menjadi makin tegas.
Memang banyak jalan yang bisa ditempuh untuk
melakukan perbaikan dan penyempurnaan. Namun,
benarkah semua yang telah dilakukan itu yang
paling efektif dfan e
fi
sien. Dalam hal ini, salah
satu kuncinya yang sangat penting ialah tujuan
pengajaran sastra. Apa sebenarnya yang menjadi
tujuan pengajaran sastra di sekolah.
Hadirin yang saya hormati,
Secara umum, banyak faktor yang menjadi penentu
kualitas hasil pembelajaran (
output
); siswa (
raw
input
), faktor lingkungan (
environmental input
;
alam, sosial budaya), faktor instrumen (instrumental
input; kurikulum, program, sarana dan fasilitas,
tenaga pengajar) dan proses belajar-mengajar
(
learning-teaching process
; bermacam-macam
pengembangan kegiatan belajar-mengajar).
Di samping adanya persamaan-persamaan,
tujuan pengajaran sastra memiliki perbedaan bila
dibandingkan dengan tujuan pengajaran lain,
termasuk dengan pengajaran bahasa sendiri. Karena
itu, dalam usaha pencapaiannya akan menuntut
3
Bab 1
Kesastraan
corak kegiatan belajar-mengajar yang berlainan;
menuntut ditemukannya model-model pengajaran
sastra yang lebih efektif dan e
fi
sien. Pada tahap ini,
peranan guru sangat besar.
Guru sastra perlu memahami benar bahwa tujuan
pengajaran sastra (di sekolah) yang paling utama
ialah agar siswa memiliki pengalaman bersastra.
Cukup sederhana memang, tetapi memilih dan
mengembangkan macam-macam kegiatan belajar
mengajar yang mengarah ke tujuan itu memerlukan
pertimbangan yang saksama. Lalu, apakah tujuan
pengajaran agar siswa memiliki pengetahuan tentang
sastra menjadi tidak penting? Bukan tidak penting,
melainkan difungsikan (diaplikasikan) menjadi
pengetahuan siap. Bahkan, dalam pelaksanaannya
pengetahuan tentang sastra itu bisa disimpulkan
atau ditemukan sendiri berdasarkan pengalaman
membaca karya sastra (induktif). Di atas kedua
itu, diharapkan tumbuhnya apresiasi sastra yang
secara langsung ikut menopang tercapainya tujuan
pendidikan.
Hadirin yang saya hormati,
Di tangan guru yang kreatif, pengajaran sastra
akan menjadi hidup, bervariasi dan bermakna.
Dengan puisi lama berikut:
Kalau ada sumur di ladang
Bolehlah kita menumpang mandi
Kalau ada umur panjang
Bolehlah kita berjumpa lagi
Ia tidak akan memulainya dengan menerangkan
bentuk puisi pantun karena yang paling dulu
harus dilakukannya ialah menciptakan terjadinya
komunikasi dengan puisi tersebut. Siswa langsung
membacanya, dengan suara nyaring pula. Aneka
ragam pembacaan diperkirakan akan menimbulkan
bermacam-macam respons spontan. Hal yang
hendak diciptakan ialah saat-saat yang tepat untuk
menyisipkan pertanyaan-pertanyaan tafsiran,
seperti pada kesempatan apa pantun itu diucapkan;
di kalangan mana hidupnya pantun itu, apakah
membayangkan perpisahan lama atau sebentar
saja; siapa yang mengucapkan pantun itu, yang akan
pergi atau dia yang ditinggalkan; apa makna puisi itu
dalam kehidupan; mengapa “sumur” dan “ladang”
dalam sampiran; latar sosial sosial budaya apa yang
tersirat dalam “menumpang mandi” dan seterusnya.
Pertanyaan-pertanyaan inspiratif diajukan tidak untuk
menemukan satu jawaban yang benar. Pertanyaan itu
dikemukakan untuk merintis jalan munculnya berbagai
tafsiran (interpretasi) dan terjadinya diskusi.
....
Hadirin yang saya hormati,
Dengan uraian singkat tadi, sesungguhnya saya ingin
menegaskan bahwa dalam upaya meningkatkan
kualitas pengajaran sastra di sekolah terdapat tiga pilar
yang sangat diperlukan, yaitu guru, siswa, dan karya
sastra. Peranan guru teramat penting karena dirinyalah
sesungguhnya yang menjadi perencana, pelaksana,
sekaligus penguji program-program yang disusunnya.
Pentingnya kedudukan siswa, dengan pandangan
bahwa memang semua upaya penyempurnaan itu
ditujukan bagi kepentingan siswa. Bersangkutan
dengan karya sastra ialah perlunya pengajaran
menyajikan karya sastra yang benar-benar terpilih,
benar-benar bermakna
Alhamdulillahirabil alamin.
Saya bersyukur kepada Allah Swt.
Saya menyampaikan banyak terima kasih kepada
Bapak Rektor beserta staf yang telah memungkinkan
saya untuk menyampaikan pidato pengukuhan ini.
Saya menyampaikan banyak terima kasih kepada
hadirin, yang telah dengan sabar menyimak
pembicaraan ini. Mudah-mudahan ada manfaatnya.
Mohon maaf bila ada kata-kata yang tidak berkenan
di hati.
Wabillahi tau
fi
k wal hidayah
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
(
Sumber: Pidato Pengukuhan Guru Besar Dr.
Iskandarwassid, M.Pd., 2004
)
4
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA-IPS
Latihan 1
Latihan 2
Keluasan wawasan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman seseorang
dalam berdiskusi, salah satunya tampak dari hasil kegiatan membaca. Bagaimana
seseorang dapat menyampaikan informasi kepada orang lain apabila ia sendiri
tidak pernah memperoleh informasi sebelumnya. Oleh karena itu, kita perlu
menggali informasi dengan berbagai cara. Salah satu caranya adalah membaca
dan mengambil intisari bacaan.
Kegiatan membaca dapat dilakukan di mana pun, kapan
pun
, dan dalam situasi
apa pun. Hal itu bergantung pada kebutuhan dan waktu yang dimiliki oleh setiap
pembaca. Demikian juga dengan jenis bacaan, yang dapat dipilih sesuai dengan
selera dan minat pembaca, misalnya, buku biogra
fi
, novel, hikayat, dan teks
lainnya. Berbagai jenis bacaan dapat Anda temukan dalam surat kabar, majalah,
buku, artikel jurnal, atau dari hasil mengakses informasi melalui internet.
Berikut ini disajikan sebuah artikel yang dipublikasikan pada media massa.
Artikel termasuk karya ilmiah populer. Sebagai seorang pelajar Anda tentu senang
membaca koran, bukan? Nah, di dalam koran kita dapat menemukan artikel. Di
mana lagi Anda biasanya menemukan artikel?
1. Apa saja isi pidato tersebut? Kemukakan secara
garis besar!
2. Tunjukkan kalimat-kalimat yang berisi ajakan/
himbauan!
3. Apakah Anda sependapat dengan ajakan/
himbauan atau pendapat-pendapat dalam pidato
tersebut?
4. Tulislah pokok-pokok isi pidato tersebut!
5. Rumuskanlah pokok-pokok isi pidato tersebut
ke dalah beberapa kalimat, sehingga menjadi
sebuah kesimpulan pidato!
6. Komentarilah isi pidato tersebut dengan
menggunakan format berikut ini!
Aspek yang diTanggapi/
dikomentari
Skor
Penilaian
1. Materi pidato
2. Penguasaan materi
3. Daya tarik kalimat pembuka
4. Daya tarik kalimat penutup
5. Komunikasi dengan pendengar
Dengarkanlah baik-baik ketika seseorang berpidato
(pidato kepala sekolah pada upacara hari senin, pidato
presiden di televisi, dll.)! Setelah mendengarkan
isi pembicaraan/gagasan pembicara, jawablah
pertanyaan berikut!
1. Catatlah pokok-pokok isi sambutan/pidato yang
Anda dengarkan!
2. Tulislah pokok-pokok isi sambutan/pidato
tersebut ke dalam beberapa kalimat!
3. Tulislah kesimpulan pidato tersebut!
4. Tanggapi/komentarilah pidato yang Anda
dengar tersebut! Tulis tanggapan tersebut ke
dalam format/tabel seperti pada Latihan 1!
5. Sampaikan secara lisan ringkasan pidato
dan tanggapan mengenai pidato tersebut di
hadapan teman Anda! Berilah kesempatan
teman Anda untuk bertanya atau memberikan
tanggapan terhadap pekerjaan Anda!
B. Menjelaskan Isi Artikel
Tujuan Pembelajaran
Pada subbab ini, Anda
akan menjelaskan secara
lisan uraian topik tertentu
dari hasil membaca
(artikel atau buku). Setelah
mempelajari subbab
ini, Anda diharapkan
dapat (1) merangkum isi
seluruh artikel dengan
kalimat efektif dan (2)
menyampaikan rangkuman
tersebut secara lisan (tanpa
melihat teks).
5
Bab 1
Kesastraan
Bacalah dengan cermat artikel di bawah ini!
Teks Tanpa Seks
Aku mencintaimu maka aku akan menciummu.
Aku mencintaimu maka aku akan menghabiskan
malam denganmu.
Aku mencintaimu maka seluruh ragaku adalah
milikmu.
Hampir pasti, setiap roman modern saat ini tak lupa
menyisipkan tulisan yang mengisahkan romansa
penuh nafsu berupa seks. Seakan semua itu kini
menjadi standar buku untuk menumbuhkan suasana
romantis pada plot cerita. Kian banyak penulis
yang seakan berlomba-lomba menjabarkan betapa
“menyenangkan” dan “indahnya” kegiatan seksual
tersebut.
Ada yang menceritakannya dengan malu-malu, ada
pula yang sedemikian vulgar hingga memerhatikan
detail. Hubungan badan yang diceritakan semakin
mengkhawatirkan, lantaran tidak hanya melibatkan
para karakter rekaan yang telah menikah, namun
seringkali menyentuh mereka yang bahkan belum
lepas masa puber dan single.
Tidak salah memang, kenyataannya bagian tersebut
kadang ditunggu-tunggu oleh pembaca. Bisa jadi
sangat menarik bagi mereka, mengingat kegiatan
seksual adalah kebutuhan manusia yang hakiki.
Membaca bagian tersebut mungkin saja memenuhi
imaji mengusir rasa penasaran, bahkan mampu
menyalurkan hasrat akan seks bagi pembaca.
Lalu apakah hal itu lantas menjadi benar? Bila
berkiblat pada selera pasar hampir pasti diamini,
namun tak begitu dari sisi agama dan budaya.
Jangan lupa saat ini kita bicara soal sastra Indonesia.
Rakyat Indonesia –tak luput para penulis– baik
secara kenegaraan maupun pribadi, seharusnya
memercayai Tuhan itu ada. Bahwa segala sesuatu
semestinya mengikuti penggarisan-Nya.
Selain itu, secara kultural negeri ini dipengaruhi
nilai-nilai ketimuran yang kental. Nilai yang
memercayai bahwa hubungan seks adalah suatu
yang sakral. Suatu kegiatan yang seharusnya hanya
boleh dilakukan oleh pasangan yang telah terikat
oleh hukum dan agama. Tidak satu pun dari kedua
pedoman itu yang menganggap hubungan badan
adalah sesuatu yang layak disampaikan secara vulgar
dan massal. Sebagian penulis Indonesia memang latah
untuk mengikuti sastra Barat hasil bentukan budaya
seksualitas yang begitu terbuka di negara mereka.
Kemudian, tentu akan banyak yang berdalih bahwa
seiring perkembangan zaman, seks bukan hal tabu
lagi dan cenderung biasa untuk diungkapkan. Namun,
sesuatu yang biasa belum tentu baik. Jika kita masih
bisa mengungkapkan keromantisan tanpa seks dalam
karya sastra, lalu mengapa kita harus berpedoman
pada sesuatu yang biasa itu. Mengapa kita harus ikut-
ikutan latah?
Sastra lama
Agaknya kita perlu belajar dari sastra lama. Tentu tak
ada yang meragukan betapa romantisnya kisah “Siti
Nurbaya” karya Marah Rusli dan “Tenggelamnya
Kapal Van Der Wijk” oleh Hamka. Tak ada yang
meragukan cinta yang ditunjukkan Siti Nurbaya pada
Samsul Bahri, meskipun beribu rintangan dan pilihan
harus dihadapi. Atau betapa cintanya Zainuddin pada
Hayati hingga dirinya rela berkorban cinta demi
kebahagiaan gadis yang disukainya itu.
Doc. Penerbit
Gambar: Kover Roman Sitti Nurbaya.
Tak ada seks yang dibicarakan. Tak ada kasih
penuh nafsu yang diutarakan. Mereka mengisahkan
perjalanan cinta yang sejati, yang tak terbantah
ruang dan waktu. Mereka pun menghadirkan kisah
6
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA-IPS
Latihan 3
1. Ciri-ciri hikayat
Banyak cerita atau naskah Melayu yang berjudul hikayat. Kata
hikayat
diturunkan dari bahasa Arab,
hikayat
, yang artinya cerita, kisah, dongeng-
dongeng, berasal dari kata kerja
haka
, yang artinya menceritakan,
mengatakan sesuatu kepada orang lain. Dalam bahasa Melayu, kata ini
berarti (1) cerita, cerita kuno atau cerita lama, dalam bentuk prosa, (2)
riwayat, sejarah. Dengan demikian, kata
hikayat
dapat disimpulkan sebagai
(1) karangan yang kadarnya cerita, bukan peristiwa yang benar-benar terjadi
atau hasil rekaan, (2) cerita itu merupakan cerita yang sudah kuno atau cerita
lama, (3) bentuk cerita itu prosa, dan (4) juga berarti cerita yang pernah
terjadi, yaitu kenang-kenangan atau sejarah dan riwayat.
Pengertian hikayat dalam sastra Indonesia adalah: (1) bersifat sastra lama,
(2) ditulis dalam bahasa Melayu, (3) sebagian besar kandungan ceritanya
berkisar dalam kehidupan istana, (4) unsur rekaan merupakan ciri yang
menonjol, dan (5) pada lazimnya hikayat mencakup bentuk prosa yang
panjang.
Indonesia Heritage
Gambar: Hikayat Abdullah.
cinta yang tertib dan santun serta diliputi suasana
romantis. Dari kisah-kisah tersebut terbukti bahwa
seks tak serta-merta mendukung penciptaan suasana
romantis dalam sebuah roman. Seks kadang bukannya
membuat pembaca tertarik, malah mengakibatkan
mereka risih.
Keromantisan sendiri dapat dibangun oleh pemilihan
karakter, diksi, alur, dan manajemen kon
fl
ik yang
tepat. Alur yang digunakan hendaknya tidak mudah
ditebak. Kon
fl
ik cinta yang dihadirkan pun tidak
klise dan sedapat mungkin mampu menyetir perasaan
pembaca. Cukup rumit untuk dijabarkan secara teknis,
memang. Namun, akan lebih mudah bila kisah cinta
itu lahir dari mesin ketik alamiah penulis yang
terkenal dengan sebutan “hati”.
Lalu, bila cinta itu memang sakral, bila cinta
itu memang
fi
tri, kisahkanlah ia dengan elegan.
Sehingga biarpun kisah cinta itu tertindih oleh jutaan
roman baru, teks tersebut akan tetap dikenang dan
tak tergerus zaman. (Fitri Andayani mahasiswa
Fikom Unpad, relawan
fi
ksi Forum Lingkar Pena/
FLP Jatinangor)
***
(
Sumber: Pikiran Rakyat, 5 Juli 2007; 22
)
1. Catatlah ide pokok Artikel berjudul “Teks
Tanpa Seks”
2. Sampaikan isi artikel tersebut secara lisan kepada
teman-teman Anda dengan menggunakan
kalimat yang efektif!
3. Bagaimana komentar Anda terhadap isi artikel
tersebut?
C. Menemukan Unsur-unsur Hikayat
Tujuan Pembelajaran
Pada subbab ini, Anda akan menemukan unsur-unsur intrinsik
dan ekstrinsik hikayat. Setelah mempelajari subbab ini, Anda
diharap dapat menentukan tokoh, latar, tema, motif dalam
hikayat dan mengidenti
fi
kasi dan menghubungkan nilai
yang terdapat dalam hikayat dengan kehidupan sehari-hari.
7
Bab 1
Kesastraan
2. Struktur hikayat
Struktur hikayat setidaknya dapat dilihat dari empat unsur, yaitu: (1) tema, (2)
penokohan, (3) latar, dan (4) sudut pandang. Pertama, dilihat dari isinya, tema
hikayat pada pokoknya menyangkut soal kepercayaan, agama, pendidikan,
pandangan hidup, adat-istiadat, percintaan, dan sosial. Hal itu terjadi karena
hikayat –sebagai karya seni/sastra – merupakan cermin masyarakat pada waktu
itu dan dapat digunakan sebagai media untuk mendidik, mengemukakan fakta-
fakta, mengkritik, dan lain-lain.
Kedua, penokohan dalam hikayat erat kaitannya dengan alur dan peristiwa-
peristiwa. Hikayat tampaknya tidak jauh berbeda dengan roman. Dalam hikayat
terdapat beberapa peristiwa yang pada dasarnya merupakan wadah pertentangan
antara tokoh utama yang baik dan tokoh utama yang jahat. Biasanya yang baiklah
yang mendapat kemenangan gemilang, sedangkan yang jahat dapat dikalahkan.
Pada umumnya, tokoh utama berada di pihak yang benar, dan dengan kehebatan
dan kesaktiannya dia unggul dalam suatu pertempuran atau perkelahian.
Ketiga, unsur yang ada dalam hikayat adalah latar atau
setting
. Latar adalah
lingkungan atau menyangkut aspek yang lebih luas. Latar, di samping sebagai
tempat terjadinya peristiwa, juga bertalian dengan soal periode. Memahami latar
hikayat tidak lepas dari lingkungan pengarang pada waktu itu.
Keempat, sudut pandang – untuk menceritakan suatu peristiwa, pengarang boleh
memilih dari sudut mana ia akan menceritakan cerita itu. Apakah sebagai orang di
luar saja atau apakah pengarang juga akan turut dalam cerita itu. Dalam kesastraan
Indonesia sekurang-kurangnya ada lima macam pencerita, yaitu:
(1) tokoh utama menceritakan ceritanya sendiri,
(2) tokoh bawahan menuturkan cerita tokoh utama,
(3) pengarang pengamat, yang menuturkan ceritanya dari luar sebagai seorang
observer,
(4) pengarang analitik, yang menuturkan cerita – tidak hanya sebagai seorang
pengamat tetapi berusaha juga menyelami ke dalam, dan
(5) percampuran antara 1 dan 4, yakni suatu cara yang melaksanakan cakapan
batin.
Pada umumnya, pengarang hikayat adalah pengarang pengamat. Sebagai
pengarang pengamat, seorang penulis hikayat seolah-olah mengetahui apa saja
yang terjadi dalam cerita yang disampaikan.
3. Contoh hikayat Malim Dewa
Malim Dewa adalah seorang putra raja. Ia menggantikan ayahnya sewaktu
ayahnya pergi menunaikan ibadah haji. Ia bertunangan dengan tiga orang putri,
hasil pencarian seekor burung nuri. Mereka adalah Nilam Cahaya, Gondan
Gentasari, dan Andam Dewi. Andam Dewi dipinang juga oleh seorang raja
lain. Karena pinangan itu tidak dikabulkan, oleh raja itu, ia dibuat sakit dengan
ilmunya, bahkan negara Andam Dewi kemudian dihancurkannya. Andam Dewi
bersama ibunya terpaksa menyembunyikan diri.
Indonesia Heritage
Gambar: Hikayat Hang Tuah.
8
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA-IPS
Malim Dewa mencari Andam Dewi dan mengawininya, tetapi akibat perkawinan
itu ia dibunuh oleh raja yang telah ditolak pinangannya. Malim Dewa dihidupkan
kembali oleh Nilam Cahaya. Kemudian, ia mengawini Gondan Gentasari dan
berkat kemenangannya dalam suatu peperangan, ia juga mengawini dua putri
yang lain. Perkawinannya yang terakhir ialah dengan putri Nilam Cahaya, yang
dilakukan di dalam kayangan.
Latihan 4
4. Contoh hikayat Si Miskin
Si Miskin bersama istrinya hidup dalam pembuangan di dunia karena mendapat
sumpah dari Batara Indra. Setelah mereka memperoleh putra yang bernama
Marakarmah, mereka memperoleh kekayaan yang besar dan bahkan akhirnya
menjadi raja yang bergelar Maharaja Indra Angkasa. Putranya yang kedua adalah
seorang putri dan diberi nama Nila Kesuma. Karena percaya pada ramalan para
ahli nujum kaki tangan Maharaja Indra Dewa, yang menaruh iri hati kepadanya
Marakarmah dan Indra Kesuma diusir dari istana. Maharaja Indra Angkasa pun
sesudah itu menjadi miskin kembali.
Dalam pembuangan itu, Marakarmah bertemu dengan putri Cahaya Khairani
yang kemudian dikawininya. Nila Kesuma ditemukan dalam hutan dan diambil
istri oleh Putra Mahkota Mangindra Sari dari Kerajaan Pelinggam Cahaya. Di
istana inilah kakak beradik itu akhirnya bertemu kembali setelah mengalami
pengembaraan yang penuh dengan marabahaya. Marakarmah berhasil
mengembalikan kebesaran orang tuanya. Dengan bantuan sahabat-sahabatnya,
Marakarmah dapat menghancurkan kerajaan Maharaja Indra Dewa.
Latihan 5
Kata
proposal
, dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia
diartikan sebagai rencana
yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja, misalnya – proposal proyek itu
belum dapat disetujui oleh pemimpin proyek. Dalam bahasan ini, usul penelitian
(proposal) merupakan salah satu langkah konkret pada tahap awal penelitian.
Bagi seorang peneliti, usulan penelitian (proposal) dianggap sebagai proses/
langkah awal untuk melaksanakan penelitian, dalam arti ia akan menjadi pedoman
dalam melaksanakan penelitian selanjutnya. Sebagai suatu proses, penelitian
memerlukan tahapan-tahapan tertentu yang disebut sebagai suatu siklus.
1. Jelaskanlah tema, tokoh dan penokohan, latar,
dan sudut pandang pengarang dalam hikayat
Malim Dewa!
2. Ceritakan kembali isi hikayat tersebut di depan
kelas dengan kata-kata Anda sendiri!
1. Jelaskanlah tema, tokoh dan perwatakan, latar,
dan sudut pandang pengarang dalam hikayat Si
Miskin!
2. Ceritakan kembali isi hikayat itu di depan kelas
dengan kata-kata Anda sendiri!
D. Menulis Proposal
Tujuan Pembelajaran
Pada subbab ini, Anda
akan menulis proposal
untuk berbagai keperluan.
Setelah mempelajari subbab
ini, Anda diharap dapat:
mendaftar komponen
proposal, menulis proposal,
dan membahas hasil tulisan
proposal.
9
Bab 1
Kesastraan
(1) Pemilihan masalah dan pernyataan hipotesisnya (jika ada).
(2) Pembuatan desain penelitian.
(3) Pengumpulan data.
(4) Pembuatan kode dan analisis data.
(5) Interpretasi hasilnya (Maria S.W. Soemardjono, 1997: 1-2).
Dalam kenyataannya, seorang peneliti dapat mengakhiri penelitiannya setelah
interpretasi hasil. Akan tetapi, proses penelitiannya sendiri tidak berhenti pada
tahap itu. Ada kemungkinan bahwa penelitian yang dilakukan tidak membawa
hasil sebagaimana yang diharapkan. Dalam hal ini peneliti perlu melakukan
revisi atas hipotesisnya dengan melewati tahap pertama. Atau, mungkin juga
hipotesisnya benar tetapi terdapat kesalahan dalam menentukan dan memilih
metode/desain penelitian. Oleh karena itu, peneliti perlu mengecek tahap mana
yang harus diperbaiki dan disempurnakan.
Usulan penelitian pada umumnya memuat:
(1) judul,
(2) latar belakang,
(3) tujuan penelitian,
(4) tinjauan pustaka,
(5) landasan teori,
(6) hipotesis (jika ada),
(7) metode penelitian,
(8) jadwal kegiatan, dan
(9) daftar pustaka.
Judul penelitian hendaknya dibuat singkat, jelas, menunjukkan dengan tepat
masalah yang akan diteliti, dan tidak memberi peluang bagi penafsiran/interpretasi
yang bermacam-macam. Di samping itu, bahasa yang digunakan hendaknya
bahasa ilmiah yang memenuhi standar tertentu dan mudah dipahami orang lain.
Bahasa yang dipakai dalam menulis judul bukan berupa kalimat melainkan
berupa kelompok kata (frasa).
Latar belakang berisi permasalahan, manfaat penelitian, dan keaslian/orisinalitas
penelitian. Dalam permasalahan diuraikan masalah yang menarik minat dan
mendesak untuk diteliti. Penelitian juga harus memberikan kontribusi/manfaat
bagi kepentingan masyarakat (segi praktis) dan bagi pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks) atau segi teoretis. Penelitian harus asli,
artinya masalah yang dipilih belum pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya atau
harus dinyatakan dengan tegas bahwa pada aspek tertentu penelitian itu belum
pernah dikaji secara mendalam.
Tujuan penelitian hendaknya dikemukakan dengan jelas dan tegas. Oleh karena
itu, antara masalah, tujuan, dan simpulan yang ditarik dari hasil penelitian harus
sinkron. Jika masalah yang dikemukakan ada empat hal, maka tujuan juga harus
dirumuskan dalam keempat hal tersebut. Melalui pengujian hipotesis (jika ada)
terhadap keempat masalah/tujuan tersebut akan diperoleh simpulan yang meliputi
keempat hal itu pula.
10
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA-IPS
Tinjauan pustaka berisi uraian sistematis tentang berbagai informasi yang
dikumpulkan dari sumber bacaan, referensi, dan data empirik yang ada hubungannya
dan menunjang penelitian. Kejujuran akademik yang diwujudkan melalui etika
pengutipan dan penyebutan sumber informasi mengharuskan peneliti untuk
menuliskan sumber referensi yang diperoleh. Di sini juga penulis dituntut kritis
terhadap informasi yang diperoleh, sehingga informasi yang dijadikan rujukan benar-
benar relevan dengan masalah yang diteliti, dan tidak asal kutip sana kutip sini.
Landasan teori sekurang-kurangnya mengandung tiga hal pokok: (1) seperangkat
proposisi yang berisi konstruk atau konsep yang sudah dide
fi
nisikan dan saling
berhubungan, (2) penjelasan hubungan antarvariabel sehingga menghasilkan
pandangan sistematis mengenai fenomena yang digambarkan oleh variabel-
variabelnya, dan (3) penjelasan mengenai fenomena dengan cara menghubungkan
variabel dengan variabel lain dan bagaimana hubungan antarvariabel itu. Landasan
teori dijabarkan dan disusun berdasarkan tinjauan pustaka, dan akan merupakan suatu
kerangka yang mendasari pemecahan masalah serta untuk merumuskan hipotesis
(jika ada).
Hipotesis (jika ada) dirumuskan berdasarkan landasan teori atau berdasarkan tinjauan
pustaka. Tidaklah tepat apabila ada pandangan bahwa penelitian harus memuat
hipotesis. Pandangan itu diakibatkan oleh adanya persepsi yang menganggap
bahwa suatu penelitian tanpa hipotesis tidak bersifat ilmiah. Kesalahpahaman ini
dapat dihindari dengan memahami sifat penelitian yang berbeda. Misalnya, kalau
peneliti bertujuan memahami fenomena-fenomena sosial, budaya, dan pendidikan,
maka hipotesis dapat diganti dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Masalah atau
pertanyaan penelitian seperti inilah yang harus dijadikan panduan oleh peneliti.
Metode penelitian berisi tentang bahan atau materi penelitian, alat/instrumen,
jalannya penelitian, variabel serta data yang dikumpulkan, dan analisis hasil.
Dalam penelitian lazim dibedakan antara sumber data yang diperoleh langsung dari
responden/informan (data primer) dan data yang diperoleh secara tidak langsung,
misalnya, arsip, dokumen, dan sejenisnya (data sekunder). Apabila jenis data yang
dikumpulkan adalah data primer, penentuan wilayah dan subjek penelitian (populasi
dan sampel) dapat disebutkan secara rinci. Dalam hal ini penentuan responden
diperlukan pemahaman tentang teknik-teknik penarikan sampel. Kriteria terpenting
yang menentukan kualitas sampel adalah representatif – sejauh mana ciri-ciri sampel
sama dengan ciri-ciri populasi yang diwakilinya.
Ihwal alat/instrumen, pada umumnya dapat dipergunakan seperti observasi,
wawancara, keusioner, studi dokumen, dan sebagainya. Pemilihan instrumen
bergantung pada beberapa pertimbangan, misalnya: (1) jumlah responden – apabila
jumlahnya relatif terbatas, maka wawancara lebih tepat daripada kuesioner, (2) lokasi
– penggunaan kuesioner lebih tepat jika penelitian meliputi daerah yang relatif luas,
(3) data, jika pendapat yang lebih mendalam ingin diperoleh, metode wawancara
lebih tepat, dan (4) pelaksana, jika pelaksana cukup banyak sedangkan responden
relatif terbatas, wawancara atau observasi dapat digunakan, dan sebaliknya,
penggunaan kuesioner lebih tepat (Arikunto, 1983: 116).
11
Bab 1
Kesastraan
Jalannya penelitian adalah cara melakukan penelitian dan cara mengumpulkan
data. Berdasarkan tipe data yang digunakan, diuraikan cara mengumpulkan
data melalui alat pengumpulan data yang dipilih. Variabel penelitian dijabarkan
melalui de
fi
nisi operasional yang sedapat-dapatnya menggambarkan dasar
pengukuran serta kisarannya. Validitas data antara lain akan tampak dalam
penjabaran variabel ini. Adapun analisis hasil berisi uraian tentang cara-cara
analisis, yaitu bagaimana memanfaatkan data yang terkumpul untuk digunakan
dalam memecahkan masalah penelitian.
Dalam jadwal penelitian ditunjukkan tahap-tahap dengan rincian/uraian setiap
kegiatan dan jangka waktunya.
Daftar pustaka dapat disusun menurut aturan yang lazim, yang dapat diperoleh
dari berbagai sumber. Apa pun cara penulisan yang dipilih hendaknya digunakan
secara konsisten.
Contoh penulisan daftar pustaka sebagai berikut.
Purwo, K.B. (1989).
Pragmatik dan Pengajaran Bahasa.
Yogyakarta:
Kanisius.
Flood, J., J.M. Jensin, dan J.R. Squire. (1991).
Handbook of Research on Teaching
the English Language Arts
. New York: Macmillan Company.
Wohlstetter, P. et al. (2000). “Organizing for Successful School-Based
Management.” http://www.ascd.org/readingroom/books/wohlstetter9 books.
html.
Berikut ini dicontohkan kerangka usulan penelitian yang dapat dijadikan sebagai
pedoman oleh calon peneliti.
Kerangka Usulan Penelitian (Proposal)
1. Judul
2. Latar Belakang
a. Perumusan masalah/permasalahan
b. Keaslian/orisinalitas penelitian
c. Manfaat penelitian
3. Tujuan Penelitian
4. Tinjauan Pustaka
5. Landasan Teori
6. Hipotesis (jika ada)
7. Metode/Cara Penelitian
a. Bahan/materi penelitian
b. Alat/instrumen pengumpulan data
c. Jalannya penelitian
d. Variabel dan data yang dikumpulkan
e. Analisis hasil
8. Jadwal Penelitian
a. Tahap-tahap penelitian
b. Rincian kegiatan pada setiap tahap
c. Jangka waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap kegiatan
9. Daftar Pustaka
12
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA-IPS
Latihan 6
1. Buatlah sebuah proposal penelitian dengan topik
“Remaja, Aset Masa Depan Bangsa”! Anda juga
dapat memilih topik lain yang sesuai dengan
keperluan dan minat Anda.
2. Bahaslah proposal tersebut bersama kelompok
diskusi untuk mendapat masukan dari anggota
lain!
3. Pilihlah proposal yang dianggap terbaik untuk
dibahas pada diskusi kelas!
4. Tulislah berbagai masukan dalam diskusi kelas
untuk dijadikan perbaikan dan penyempurnaan
dalam menulis proposal selanjutnya!
5. Tulislah kembali/perbaikilah proposal yang
telah Anda susun itu sesuai dengan masukan
dari hasil diskusi kelas!
6. Buatlah penilaian proposal dengan format
penilaian sebagai berikut:
Format Penilaian Proposal
No
Aspek yang Dinilai
Nilai
Bobot
Jumlah Skor
1234
1
Relevansi topik dan isi
3
2
Kualitas isi proposal
3
3
Kuantitas isi proposal
3
4
Pemakaian bahasa:
• pilihan kata, pemakaian
kalimat, paragraf, dan
mekanik (ejaan dan tanda
baca)
5
5
Sistematika penulisan
3
6
Orisinalitas
3
Nilai
20
Keterangan:
Nilai
1 = kurang
2 = cukup/sedang
3 = baik
4
= baik sekali
Pengisian jumlah skor dilakukan dengan cara
mengalikan nilai (1, 2, 3, 4) dengan bobot. Nilai
akhir yang diperoleh dengan cara menjumlahkan
skor secara keseluruhan dibagi bobot (20). Itulah
nilai proposal yang Anda peroleh.
13
Bab 1
Kesastraan
Review (Rangkuman)
1. Sambutan dapat diartikan juga sebagai
pidato. Isi sambutan atau pidato dapat berupa
nasihat, informasi seputar kegiatan sekolah,
perkembangan sekolah, masalah kedisiplinan,
peraturan dan tata tertib sekolah, dan lain-
lain.
2. Untuk dapat menyampaikan isi artikel, bacalah
artikel tersebut dengan baik, lalu catatlah
ide pokok yang ada dalam artikel tersebut.
Setelah itu sampaikanlah isi artikel, dengan
berpatokan pada catatan ide pokok.
3. Pengertian hikayat dalam sastra Indonesia
adalah: (1) bersifat sastra lama, (2) ditulis dalam
bahasa Melayu, (3) sebagian besar kandungan
ceritanya berkisar dalam kehidupan istana, (4)
unsur rekaan merupakan ciri yang menonjol, dan
(5) pada lazimnya hikayat mencakup bentuk
prosa yang panjang.
4. Struktur hikayat setidaknya dapat dilihat dari
empat unsur, yaitu: (1) tema, (2) penokohan, (3)
latar, dan (4) sudut pandang.
5. Bagi seorang peneliti, usulan penelitian
(proposal) dianggap sebagai proses/langkah
awal untuk melaksanakan penelitian, dalam arti
ia akan menjadi pedoman dalam melaksanakan
penelitian selanjutnya.
6. Proposal pada umumnya memuat: judul, latar
belakang, tujuan penelitian, tinjauan pustaka,
landasan teori, hipotesis (jika ada), metode
penelitian, jadwal kegiatan, dan daftar pustaka.
Refleksi Bagi Peserta Didik
Pada bab ini Anda belajar menemukan pokok-pokok isi
sambutan, menjelaskan isi artikel, menemukan unsur-
unsur hikayat, dan menulis proposal.
Apakah Anda sudah mampu menemukan pokok-pokok
isi sambutan? Apakah Anda sudah mampu menjelaskan
isi artikel yang dibaca? Apakah Anda sudah mampu
menemukan unsur-unsur hikayat? Apakah Anda sudah
mampu menulis proposal?
E
valuasi
A
khir
Bab 1
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan tepat dan
Jelas!
1. Materi pidato yang disampaikan harus penting dan bermanfaat bagi
pendengar. Jelaskan maksud pernyataan tersebut disertai alasannya!
2. Hendaknya menggunakan kalimat pembuka dan penutup pidato yang
menarik. Jelaskan maksud pernyataan tersebut dan berikan contohnya!
3. Ketika berpidato harus ada komunikasi dengan pendengar. Jelaskan maksud
pernyataan tersebut dan berikan contohnya!
4. Tulislah pokok-pokok isi ceraamah yang disampaikan KH. Abdullah
Gymnastiar berikut ini, kemudian berilah komentar/tanggapan Anda
mengenai isinya!
Keperluan utama yang lain adalah menabung untuk dana pendidikan anak-
anak. Misalnya, biaya pendidikan di akademi dan universitas sekarang
luar biasa mahalnya dan akan semakin bertambah mahal. Maka, perlu
kita menabung dan berhemat agar menjadi kekayaan yang bisa menjadi
berkah bagi diri sendiri, keluarga, sesama. Sahabat saya, para perencana
keuangan, selalu menekankan agar setiap orang harus menabung dulu, baru
14
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA-IPS
membelanjakan sisanya dan bukan sebaliknya. Dengan cara isi, maka upaya
menabung dan berhemat bisa terlaksana lebih baik.
Yang tidak kalah pentingnya adalah upaya menjaga hasil tabungan yang
telah kita kumpulkan agar bisa langgeng dan bermanfaat. Misalnya apabila
seseorang menabung dan berhemat untuk keperluan membeli rumah bagi
keluarga tercinta atau membeli kendaraan untuk usaha. Apabila terjadi
musibah yang tidak bisa dihindari dan dicegah seperti bencana alam atau
pencurian maka rumah dan kendaraan hasil menabung dan berhemat tersebut
menjadi hilang dan rusak. Bencana alam mustahil kita hentikan, tapi kerugian
uang bisa kita kurangi. Asuransi merupakan cara ampuh untuk membantu
mengurangi dampak kerugian akibat musibah tersebut.
5. Tulislah kesimpulan paragraf di bawah ini!
Sastra memegang peran penting, misalnya dala proses pembangunan
kesadaran sebagai suatu komunitas yang mempunyai kesatuan, baik
komunitas lokal, komunitas negara-bangsa, maupun komunitas dalam
satu kawasan regional. Kesamaan pengalaman sejarah, kesamaan visi dan
kepentingan adalah sebagian dari begitu banmyak kemungkinan penyatuan
menjadi satu komunitas, yakni komunitas budaya ataupun komunitas
geopolitik. Tetapi, kesamaan dan berbagai macam alasan itu perlu secara
terus-menerus diingatkan dan dibangun untuk merekat kesatuan dalam suatu
wilayah yang pada dasarnya sangat beragam penduduk dan budayanya.
Seperti yang diuraikan oleh Anderslon, Hobsbawn, dan Bernan, pembentukan
suatu entitas kelompok seperti itu memerlukan upaya terus-menerus untuk
“membayangkan”serta mengukuhkan eksistensinya, termasuk ciri-ciri
budaya,tradisi, mitos, dan ritualnya, sastra berfungsi dalam membayangkan
dan mengkonstruksikan citra komunitas negara, bangsa, daerah, maupun
kawasan regional secara tekstual dan menyosialisasikannya dalam
masyarakat menjadi suatu yang dimiliki bersama
6. Buatlah sebuah paragraf yang mencerminkan kondisi masyarakat saat ini!
7. Jelaskan kegunaan dari dibuatnya proposal!
8. Buatlah beberapa paragraf untuk pendahuluan proposal kegiatan pertandingan
olahraga di sekolah Anda!